Mengapa LRT dibuat Elevated?

Jika kita melihat struktur bangunan pada LRT, khususnya LRT di Indonesia, hampir seluruh struktur bangunan dibuat melayang (elevated) dengan tiang yang tinggi. Tidak hanya di Indonesia, di negara lain seperti Dubai, Filipina dan Malaysia juga memiliki struktur bangunan LRT melayang (elevated).
Alasan mendasar mengapa LRT dibuat melayang (elevated) adalah karena adanya perlintasan sebidang yang sering kita temui khususnya di area padat kendaraan, Jabodebek. Karenanya, LRT dibangun melayang agar saat beroperasi nantinya tidak menggangu lalu lintas yang sudah ada. Apabila LRT dibangun at grade (sejajar dengan tanah) akan menganggu lalu lintas yang sudah ada seperti halnya perlintasan KRL yang sering menjadi penyebab padatnya lalu lintas. Oleh karena itu, LRT dibangun melayang dan selaras dengan tujuannya ingin mengurangi kemacetan. Selain itu, LRT dibangun elevated juga mengurangi seringnya terjadi kecelakaan yang ditemui pada jalur kereta at grade (sejajar dengan tanah).
LRT Jabodebek dibangun dengan melihat kondisi lahan yang ada sehingga ADHI berupaya untuk meminimalkan pembebasan lahan. Jika melihat dari bangunan kawasan Ibukota yang padat karena memiliki banyaknya bangunan jalan layang ataupun kabel listrik yang jauh lebih lama berdiri sebelum pembangunan LRT, hal tersebut juga menjadi dasar pertimbangan ketinggian struktur bangunan LRT Jabodebek.
Jika LRT dibangun secara at grade atau bukan elevated, maka membutuhkan ruang bebas yang lebih besar. LRT bisa secara at grade asalkan tidak banyak pemukiman warga maupun jalan operasional. Namun jika melihat dari terbatasnya lahan, lintasan LRT yang elevated ini dapat menghemat waktu, biaya dan lahan yang akan digunakan. Apabila LRT dibuat underground atau di bawah tanah, maka biaya yang dibutuhkan akan lebih tinggi dan waktu pengerjaannya juga lebih lama dibandingkan jika dibuat dengan elevated.
Ketinggian LRT Jabodebek juga telah diperhitungkan sesuai dengan standar ketinggian penerbangan demi untuk memenuhi persyaratan di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP). Dalam hal ini ketinggian LRT Jabodebek dapat agak lebih rendah dari yang lainnya karena U Shape Girder hanya berjarak 40.60 m dari lintasan pesawat. Kita dapat menemukan struktur bangunan LRT Jabodebek ini pada lintasan sekitar kawasan Halim karena adanya Bandar Udara Halim Perdana Kusuma.
Tidak hanya itu saja, pertimbangan lain LRT dibuat elevated juga karena banyaknya flyover dan JPO sepanjang perlintasan LRT Jabodebek.